LANGKATTERKINI.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Rata-Rata Minyak Mentah (Indonesia Crude Price/ICP) untuk Mei 2024 sebesar US$79,78 per barel, turun dari ICP bulan sebelumnya, yang senilai US$87,61 per barel.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengungkapkan, penurunan harga minyak mentah di pasar global disebabkan oleh berkurangnya faktor geopolitik (premium risk), seiring dengan memudarnya kekhawatiran dunia akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Pada saat yang sama, tingginya suku bunga dan inflasi di banyak negara maju membuat permintaan dari konsumen dan industri tertekan. Di sisi lain, pasokan dari produsen non-OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries/Organisasi Pengekspor Minyak Bumi) seperti Amerika Serikat justru meningkat.
“Kemudian, OPEC juga merevisi turun proyeksi peningkatan minyak dunia kuartal II 2024 pada publikasi Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya untuk kuartal II tahun 2024 sebesar 0,08 juta barel per hari, menjadi 103,75 juta barel per hari,” kata Agus, saat dikonfirmasi Tirto, Rabu (5/6/2024).
Khusus di Amerika Serikat, lanjut dia, ketidakpastian Amerika Serikat yang dipicu oleh penundaan penurunan tingkat suku bunga untuk meredam inflasi, menimbulkan kekhawatiran dunia akan potensi pelambatan ekonomi negara itu. Sebab, jika pelambatan terjadi, akan membuat permintaan minyak mentah Amerika Serikat ikut turun.
“Untuk Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh berkurangnya volume minyak mentah yang diproses oleh sejumlah kilang di Asia,” imbuh Agus.
Hal ini seiring dengan merosotnya marjin penjualan diesel akibat peningkatan pasokan produk dari kilang-kilang baru, dan cuaca yang sejuk di belahan bumi bagian utara. Selain itu, kebakaran di kilang Daesan, membuat crude oil throughput atau minyak mentah pengilangan Korea Selatan turun hingga 3,6 persen.
Selanjutnya, ada pula penurunan crude oil throughput Singapura sebesar 7,3 persen, karena aktivitas maintenance di kilang-kilang milik ExxonMobil. Kemudian, terdapat penurunan konsumsi gasoil di China selama April 2024 sebesar 4,41 persen, menjadi 16,51 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya, seiring peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
“Terdapat pula kekhawatiran pasar akan keseimbangan supply-demand menyusul rencana Departemen Energi AS untuk mengeluarkan 10 juta barel cadangan gasoil di musim panas, yang juga mempengaruhi penurunan harga minyak mentah,” jelas dia.
Sementara itu, berikut adalah perkembangan harga minyak mentah utama Mei 2024 dibandingkan April 2024 adalah sebagai berikut:
– Dated Brent turun sebesar US$8,10 per barel, dari US$90,15 per barel menjadi US$82,05 per barel.
– WTI (Nymex) turun sebesar US$5,77 per barel, dari US$84,39 per barel menjadi US$78,62 per barel.
– Brent (ICE) turun sebesar US$6,00 per barel, dari US$89,00 per barel menjadi US$83,00 per barel.
– Basket OPEC turun sebesar US$5,46 per barel, dari US$89,12 per barel menjadi US$83,66 per barel.
– Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$7,83 per barel, dari US$87,61 per barel menjadi US$79,78 per barel. .(tirto/red)