LangkatTerkini.Com – Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0 telah memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Kemudahan akses teknologi telah digunakan oleh para pengajar untuk memudahkan proses pembelajaran dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Sejak ditemukannya teknologi internet, hampir segalanya menjadi mungkin dalam dunia pendidikan.
Saat ini peserta didik dapat belajar tidak hanya dimana saja tetapi sekaligus kapan saja dengan fasilitas sistem electronic learning yang ada. E-learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan dan pelatihan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia.
Pada saat kita berada dalam kondisi berperang melawan Covid-19 pada tahun 2020 sampai dengan 2022, bagi dunia pendidikan belajar harus tetap dilakukan dengan syarat belajar dari rumah atau dikenal dengan istilah belajar daring (dalam jaringan). Belajar daring dilakukan sebagai pengganti belajar tatap muka di sekolah, dikarenakan kita harus saling menjaga jarak dan tidak boleh beriteraksi langsung untuk mengurangi penularan Covid-19.
Namun pembelajaran daring ini tidak semua kalangan bisa menerima karena beberapa alasan tertentu. Dikalangan masyarakat luas juga banyak yang bertentangan dengan kebijakan yang diambil pemerintah khususnya ilmu kesehatan, bidang agama maupun ilmu-ilmu sosial budaya dimana aturan-aturan yang diberikan benar benar bertentangan dengan kebiasaan lama masyarakat luas.
Beragam respons dari umat beragama khusunya agama islam. Mulai dari pernyataan jangan takut kepada Covid-19, tapi takutlah pada Allah. Hal ini menunjukkan betapa logika agama dan logika sains masih terjadi ketegangan. Untuk pembelajaran Matematika juga tentu akan sulit diterapkan, sebab Matematika itu bersifat Abstrak dapat diartikan sebagai sesuatu yang tak berwujud atau hanya gambaran fikiran. Tetapi bagaimanapun juga jika kita berada dalam posisi seperti ini maka kita harus selalu berpikir positif dan mengambil sisi postifnya.
Sampai saat ini banyak sekali perubahan positif yang dirasakan akibat dari pembelajaran daring yang dilakukan disekolah walaupun masih ada sisi negative lainnya. Perubahan yang dirasakan dalam dunia pendidikan adalah kita dipermudah untuk melakukan interaksi dengan siswa/mahasiswa pada saat kita tidak bisa tatap muka karena sesuatu hal dengan melakukan diskusi pada aplikasi zoom atau google meet.
Sampai saat ini aplikasi tersebut masih banyak digunakan dalam dunia pendidikan untuk mempermudah dalam proses belajar mengajar.
Pada saat ini kurikulum yang kita gunakan adalah kurikulum merdeka dimana proses belajarnya dihubungkan dengan dunia internet, siswa diwajibkan harus tahu dunia internet dan mampu untuk mengoperasikannya supaya para siswa/mahasiswa lebih mampu untuk menjadi generasi emas di era 4.0.
Diharapkan perubahan yang sudah terjadi pasca Covid-19 khususnya di dunia pendidikan dapat kita pergunakan dan mengambil hikmah dari kejadian tersebut karena tidak setiap kejadian membawa pengaruh negative apalagi kejadiannya sangat mendunia.
Oleh karena itu, agama juga perlu menjaga integritasnya dan daya kebertahanannya untuk dapat beradaptasi dengan baik terhadap disiplin ilmu pengetahuan yang ada khusunya agama islam supaya terhindar dari kepunahan.
Diharapkan agama juga harus lebih objektif dan intersubjektif dalam mendialogkan isu-isu yang sedang terjadi khusunya isu covid-19 yang sudah kita lewati bersama. Jika agama dan ilmu pengetahuan sudah bisa bergandengan tangan maka setiap konflik ataupun ke independenan dapat kita hindari.
Oleh karena itu pandemi Covid-19 kita jadikan sebagai pelajaran positif untuk menuju pikiran yang positif. Dari pandemi Covid-19 kita juga diajari keharusan untuk berkolaborasi dan integrasi antar berbagai disiplin ilmu untuk memecah kebekuan dan memecahkan berbagai macam kompleksitas kehidupan.
Oleh : Renni Juwita Tanjung
Penulis merupakan Mahasiswi Prodi Tadris Matematika Pasca UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan