LANGKATTERKINI.COM – Buronan paling dicari di Thailand, Chaowalit Thongduang alias Sia Paeng Nanod, ditangkap di Bali. Tertangkapnya pria ini berkat ‘nyanyian’ cewek Medan.
Guna mengamankan pelariannya, Chaowalit menyamar sebagai warga Aceh dan memiliki identitas palsu sebagai warga Indonesia atas nama Sulaiman. Selama di Indonesia, pria berusia 37 tahun ini beberapa kali ke Medan.
Sia Paeng Nanod, dikenal sebagai sosok bengis dengan 12 catatan kriminal sejak tahun 2012. Chaowalit Thongduang diburu pihak Thailand selama tujuh bulan terakhir.
Chaowalit melarikan diri dari rumah sakit di Nakhon Si Thammarat, Thailand, pada Oktober 2023 lalu dan kemudian terlibat baku tembak dengan aparat kepolisian Thailand.
“Pang Nanode bisa lolos dari pasukan polisi dan tentara bersenjata di Thailand, tapi dia dijatuhkan oleh perempuan,” ujar seorang sumber kepolisian Thailand, seolah menggambarkan ironi nasib sang buronan.
Ia adalah tahanan kasus percobaan pembunuhan terhadap seorang polisi dalam rangkaian percobaan penculikan pada tahun 2019. Vonis 20 tahun penjara tak membuatnya jera.
Selain 12 catatan kriminal di Thailand, Sia Paeng Nanod juga dikenal sebagai pria yang doyan main perempuan. Sedikitnya lima teman perempuannya di Thailand. Perempuan itu hanya untuk kepuasan hasratnya semata.
Chaowalit dikabarkan menggunakan paspor palsu dan berpura-pura bisu agar tidak terdeteksi di Indonesia. Beberapa perempuan dilaporkan sering mengunjungi Chaowalit di Indonesia.
Rincian tentang para wanita ini dan uang apa pun yang mungkin mereka bawa masih dirahasiakan sambil menunggu penyelidikan polisi. Chaowalit tercatat menghadapi berbagai tuntutan pidana lainnya termasuk pembunuhan, narkoba, dan kepemilikan senjata api.
Penangkapan Chaowalit (37) berawal dari perselisihan dengan seorang wanita Indonesia, yang dilaporkan mengakibatkan penyerangan.
Dari laporan teman wanitanya WNI tersebut, penangkapan pun dilakukan Polri dari sebuah apartemen di kawasan Badung, Bali, pada Kamis (30/5/2024) pagi.
Terungkap, Chaowalit, pernah mampir ke Kota Medan. Selama di Medan, Chaowalit berkencan dengan sejumlah wanita berkewarganegaraan Indonesia. Selama pelariannya di Kota Medan, ia dilayani wanita teman kencannya.
Sebelumnya, Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri mendapatkan permintaan dari otoritas Thailand untuk membantu melakukan pencarian terhadap Chaowalit yang terdeteksi kabur ke Indonesia.
Kemudian, informasi tersebut ditindaklanjuti oleh Divisi Hubinter Polri yang memerintahkan Kepala Bagian Kejahatan Internasional (Kabag Jianter) Divhubinter Polri Kombes Audie Latuheru untuk memimpin pencarian Chaowalit.
Lalu, tim Divhubinter Polri bekerja sama dengan Polda Sumatera Utara (Sumut) melakukan pencarian di wilayah Medan, Sumatera Utara. Sampai akhirnya, tim gabungan mengamankan seorang teman wanita Chaowalit di Medan pada 28 Mei 2024.
Dari keterangan wanita tersebut, diketahui Chaowalit telah terbang ke Denpasar, Bali. Kemudian tim melakukan koordinasi dengan Polda Bali yang dipimpin oleh Direskrimum Polda Bali Kombes Yanri Paran Simanjuntak untuk melakukan perburuan.
Selanjutnya, Kombes Audie dengan tim Divhubinter Polri berangkat ke Bali dan melakukan pencarian bersama personel Ditreskrimum Polda Bali. Chaowalit pun terdeteksi di Badung, Bali dan ditangkap saat berada di sebuah apartemen, pada Kamis (30/5/2024) pagi.
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menyebut penangkapan buron nomor 1 Thailand, Chaowalit Thongduan bisa menjadi balas budi alias barter untuk meringkus Fredy Pratama.
Fredy Pratama merupakan gembong narkoba kelas internasional yang tengah diburu oleh Bareskrim Polri. Sejauh ini, Fredy Pratama disebut tengah berada di kedalaman hutan Thailand.
Dirtipidnarkoba Bareskrim, Brigjen Mukti Juharsa menyampaikan, Chaowalit yang merupakan bos narkoba sekaligus buronan kelas satu di Thailand itu memiliki nilai yang sama dengan Fredy Pratama asal Indonesia.
“Kita kan join nih. Ada budi, ada balas lah. Ada ubi ada talas. Kita juga minta demikian dong. Dia kan gembong besar. Ya saling tukar aja. Barter. Itu yang kita inginkan,” kata Mukti di Bareskrim, Minggu (2/6/2024).
Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya masih mendalami keterlibatan jaringan yang sama antara Fredy dengan Chaowalit. Namun demikian, Mukti memastikan bahwa buron Thailand itu tidak mengedarkan narkoba di Indonesia.
Adapun, Jenderal Polisi Bintang satu ini mengatakan Fredy Pratama saat ini berlokasi di perbatasan antara Thailand dan Burma. Oleh karenanya, pihak Bareskrim bakal segera memberangkatkan tim untuk menangkap Fredy.
Sebelumnya, Bareskrim dan kepolisian Thailand telah sepakat soal penanganan perkara TPPU istri Fredy Pratama. Khusus TPPU akan diproses oleh Polisi Thailand, sedangkan Fredy Pratama akan diserahkan ke Indonesia.
Menurut Mukti, langkah memiskinkan keluarga Fredy Pratama menjadi salah satu upaya agar Fredy Pratama terdesak dan tidak memiliki dukungan finansial lagi, sehingga memudahkan penangkapan.(bbs)