LANGKATTERKINI.COM – Ratusan karyawan PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA) dan PT Sumatera Sylva Lestari (SSL) terlibat bentrok di Kabupaten Padang Lawas (Palas). Dilaporkan, bentrokan menyebabkan sekitar 12 orang luka-luka.
Dalam video yang beredar terlihat ada sejumlah orang yang berada di areal perkebunan sawit. Mereka tampak memegang kayu di tangannya masing-masing. Ada juga yang membawa senjata tajam.
Selain itu, orang-orang tersebut melempari batu ke arah sejumlah orang. Terlihat ada juga alat berat yang sengaja dibakar. Terdengar suara keributan di lokasi.
“Ratusan massa dari PT ANJ dan PT SSL bentrok, Minggu (19/5/2024) sekira pukul 11.45 WIB,” demikian narasi unggahan itu.
Kapolres Palas, AKBP Diari Astetika membenarkan informasi kejadian itu. Dia menyebut peristiwa itu tejadi di Desa Tobing Jae, Kecamatan Huristak, kemarin sekira pukul 10.00 WIB.
“Bentroknya sekitar jam 10.00 WIB-an. Kalau lokasinya itu di Desa Tobing Jae, Huristak,” kata Diari, Senin (20/5/2024).
Diari mengatakan ada ratusan orang yang terlibat bentrok itu. Saat bentrok tersebut, para pekerja kedua perusahaan itu membawa sejumlah kayu dan senjata tajam.
Dalam peristiwa itu, kata Diari, ada sekitar 12 orang yang mengalami luka-luka. Selain itu, ada juga tiga alat berat milik PT SSL yang dibakar.
Masing-masing ratusan, 400 lawan 300. Alat berat tiga terbakar. Korban jiwa enggak ada, luka ada, luka-luka kurang lebih 12-13 orang dari kedua belah pihak ada yang terkena kayu atau sajam,” sebutnya.
Perwira menengah Polri itu menyebut pihaknya langsung menuju lokasi untuk meredam bentrok tersebut. Namun, banyaknya massa membuat pihak kepolisian cukup kesulitan untuk mengatasinya.
Bahkan, kata Diari, dirinya juga sempat turun langsung ke lokasi untuk melerai bentrok itu. Setelah beberapa jam, kedua massa membubarkan diri.
“Ada wakapolres, anggota saya menghalau, ya enggak mampu lawan 400 orang. Kita juga engga mau mengambil upaya tegas, nanti malah ada korban jiwa. Akhirnya saya datang meredam, kemarin turun ke lokasi, jam 15.00 WIB,” kata Diari.
Diari mengatakan bentrok itu dipicu karena permasalahan lahan. Pihaknya bersama pemerintah setempat sudah beberapa kali mencoba memediasi kasus tersebut.
Menurutnya, saat ini, permasalahan saling klaim lahan antara PT SSL dan PT ANJA itu tengah berproses di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun, sebelum solusi permasalahan itu dikeluarkan oleh KLHK, pihak PT SSL beroperasi di lahan tersebut hingga memicu amarah dari PT ANJA.
“Sudah berjalan dari tanggal 9 Mei, ini kan SSL mau mengerjakan rencana kerja tahunan mereka di lahan areal konsesi SSL. Itu mereka ada izinnya dari 2021. Rupanya di lokasi tersebut sudah terdapat kebun sawit milik PT ANJA. Terus dari PT ANJA melakukan keberatan, menyiapkan juga karyawan. PT ANJA menyatakan mereka sudah mengajukan keberlanjutan kebun sawit dalam areal hutan ke KLHK,” ujarnya.
“Jadi, karena ada keberatan tersebut, kami panggil lah ke polres. Kami rapatkan di polres, dimediasi. Sebelumnya ada juga rapat zoom meeting yang dipimpin oleh Pj Bupati untuk menengahi ini. Itulah jadi lanjut lagi mereka (SSL) hari Minggu, buka jalan lagi, ada perlawanan dari karyawan PT ANJA, itulah bentrok,” pungkasnya.(dtk)